Temanggung, 14 Agustus 2024 – Masalah pengelolaan sampah menjadi salah satu isu penting di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Sebagai langkah strategis dalam menangani masalah tersebut, pemerintah desa bersama warga setempat menginisiasi program pengelolaan sampah terpadu, yang mencakup pengadaan tempat sampah di tempat-tempat umum serta edukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, pengadaan tempat sampah di tempat-tempat umum juga dilakukan sebagai upaya memfasilitasi masyarakat untuk lebih mudah dalam membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan. Tempat sampah dipisah terkhusus untuk sampah anorganik berupa botol plastik, guna memudahkan proses daur ulang dan pengolahan sampah lebih lanjut.
Program ini tidak hanya ditujukan untuk menata kebersihan lingkungan tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemilahan sampah di sumbernya, baik di rumah tangga maupun tempat umum.
Program Pengelolaan Sampah dan Pengadaan Tempat Sampah di Desa Wonotirto merupakan upaya untuk menanggulangi peningkatan volume sampah di wilayah desa tersebut, terutama di area publik. Sampah yang sering kali dibuang sembarangan di jalan-jalan desa, pasar, dan tempat keramaian lain mulai menjadi perhatian pemerintah setempat.
Program ini terdiri dari beberapa komponen penting, antara lain:
Pengadaan tempat sampah di tempat-tempat umum yang tersebar di empat dusun yang berbeda termasuk balai desa dan fasilitas umum lainnya. Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah rumah tangga organik maupun anorganik. Edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah anorganik terutama sampah botol plastik.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta mendorong perubahan perilaku dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga maupun di ruang publik.
Pelaksanaan program ini melibatkan berbagai pihak, di antaranya:
Pemerintah Desa Wonotirto sebagai inisiator utama program. Warga desa, khususnya melalui kader-kader masyarakat, ibu-ibu PKK, pemuda pemudi serta kelompok warga yang dilibatkan secara langsung dalam proses pengelolaan sampah. Kepala Desa Wonotirto beserta perangkat desa lainnya yang berperan aktif dalam memfasilitasi jalannya program ini.
Program pengelolaan sampah ini resmi dimulai pada 27 Juli 2024 hingga 10 Agustus 2024. Dimulai dari persiapan bahan yang dibeli, proses pembuatan bank sampah hingga sosialisasi dan diskusi kepada pihak-pihak yang terkait dalam penerapan program ini. Sebelumnya telah dilakukan beberapa kali percobaan dalam pembuatan tempat bank sampah serta edukasi dan sosialisasi berjalan secara bertahap.
Selain itu, pengumpulan dan pengolahan sampah oleh masyarakat sekitar dilakukan secara berkala, yaitu setiap seminggu sekali, di mana sampah dari tempat umum dikumpulkan dan dipilah untuk diolah lebih lanjut atau dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Pengadaan tempat sampah dilakukan di beberapa titik strategis di Desa Wonotirto yang terdiri dari empat dusun termasuk balai desa. Penempatan tempat sampah ini bertujuan untuk memudahkan warga dalam membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan di area publik.
Program ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan utama, antara lain:
Masalah kebersihan lingkungan yang semakin mendesak di Desa Wonotirto. Banyak sampah berserakan di tempat umum, yang bukan hanya menurunkan estetika desa, tetapi juga dapat menjadi sumber penyakit.
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Sebelum program ini berjalan, banyak warga yang masih membuang sampah sembarangan dan tidak mempraktikkan pemilahan sampah.
Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan pengelolaan sampah yang lebih baik, diharapkan dampak negatif terhadap lingkungan bisa ditekan, termasuk pencemaran tanah dan air akibat sampah anorganik seperti plastik.
Proses pelaksanaan program pengelolaan sampah di Desa Wonotirto berjalan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Sosialisasi
Sebelum program dimulai, para mahasiswa melakukan sosialisasi kepada warga melalui pertemuan warga di balai desa dan melalui media komunikasi seperti poster dan pemaparan secara publik di tempat umum. Dalam sosialisasi ini, dijelaskan tentang pentingnya pemilahan sampah rumah tangga antara organik dan anorganik terutama botol plastik, cara membuang sampah dengan benar, serta manfaat pengelolaan sampah untuk menjaga kebersihan desa.
2. Pengadaan Tempat Sampah
Mahasiswa menyediakan tempat sampah di beberapa titik umum. Tempat sampah ini diberi label khusus untuk sampah anorganik, sehingga warga dapat mulai membiasakan diri memilah sampah sejak awal. Tempat sampah yang didistribusikan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan didesain agar tahan lama.
Program ini mendapatkan respons positif dari warga Desa Wonotirto. Ibu Ida (45), seorang petani tembakau menyatakan, “Dengan adanya tempat sampah umum saya jadi lebih mudah menjaga kebersihan disekitar rumah. Lingkungan sekitar juga jadi lebih rapi dan tidak bau.”
Namun, ada juga tantangan dalam pelaksanaan program ini, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Joko (50), salah satu warga desa, “Awalnya sulit membiasakan diri memilah sampah. Tapi setelah ada edukasi dan kita diajarkan manfaatnya, saya mulai terbiasa. Tinggal bagaimana kita disiplin terus.”
Pelaksanaan program Edukasi Pengelolaan Sampah dan Pengadaan Tempat Sampah di Tempat Umum Desa Wonotirto merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Program ini diharapkan tidak hanya mampu menyelesaikan masalah sampah saat ini, tetapi juga menjadi budaya yang terus dilanjutkan oleh masyarakat di masa depan. Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait, Desa Wonotirto memiliki potensi besar untuk menjadi contoh desa dengan pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook